LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA: DAYA PENGOKSIDASI HALOGEN DAN DAYA PEREDUKSI ION HALIDA


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

DAYA PENGOKSIDASI HALOGEN DAN DAYA PEREDUKSI ION HALIDA








Oleh  :

Nama         : ARDHIYAN  KURNIA RAMADHANY

Kelas / No : XII IPA 3 / 06

NIS. 14985

SMA NEGERI 1 KEBUMEN
SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

 
 
















I.              Judul dan Tanggal Praktikum   
a.    Judul Kegiatan               : Praktikum Reaksi Elektrolisis
b.    Tanggal Praktikum        : Rabu, 23 Oktober 2013

II.             Tujuan                                 
1. Dapat mengetahui perbedaan ion Fe2+ dan ion Fe3+
2. Dapat membandingkan daya pengoksidasi halogen (X2)
3. Dapat mengkaji daya pereduksi ion halida (X-)

III.           Dasar Teori
Dalam sistem periodik unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VIIA. Halogen berasal dari kata “halit” yang artinya garam, halogen
sendiri dapat diartikan sebagai pembentuk garam. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya. Karena kereaktifannya sangat tinggi halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas di alam.
Kereaktifan halogen dipengaruhi keelektronegatifannya. Semakin besar keelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan hidrogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang. Kereaktifan halogen inidapat dibuktikan dengan reaksi halogen dengan berbagai senyawa atau unsur lain.Unsur-unsur golongan Halogen adalah Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br) ,Iodin (I) ,dan Astatin (At).
Halogen adalah unsur nonlogam yang paling reaktif, berbau, beracun, dan berwarna.Unsur-unsur halogen dilambangkan dengan huruf X. Konfigurasi elektron kulit terluarnya adalah ns2np5,pada kulit terluar terdapat tujuh elektron jadi termasuk kedalam golongan VII A. Unsur – unsur halogen yang terdapat pada keadaan bebas terdapat sebagai molekul diatomik F2,Cl2,Br2,dan I2..Sedangkan Astatin merupakan unsur radioaktif.
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis). Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu.

IV.          Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Pipet
3. Larutan Fe2SO3
4. Larutan KSCN
5. Larutan Klorin
6. Larutan Iodin
7. Larutan Bromin

V.           Langkah/Cara kerja
Praktikum 1. Membedakan ion Fe2+ dan Fe3+.
1. Mengambil  dua tabung reaksi.
2. Memasukkan 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M ke dalam tabung pertama dan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung kedua.
3. Menambahkan 1 tetes larutan KSCN ke dalam masing-masing tabung.
4. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

Praktikum 2. Membandingkan daya pengoksidasi halogen (X2).
1. Mengambil  tiga tabung reaksi.
2. Memasukkan 10 tetes larutan klorin ke dalam tabung 1, 10 tetes bromin ke dalam tabung 2, 10 tetes iodin ke dalam tabung 3.
3. Menambahkan 1 tetes larutan FeSO4 0,1 M ke dalam masing-masing tabung.
4. Menambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M ke dalam masing-masing tabung untuk menguji adanya ion Fe3+.
5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.

Praktikum 3. Mengkaji daya pereduksi ion halida X­
1. Mengambil  tiga tabung reaksi.
2. Memasukkan 10 tetes larutan KCl ke dalam tabung 1, 10 tetes NaBr ke dalam tabung 2, 10 tetes KI ke dalam tabung 3.
3. Menambahkan 1 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam masing-masing tabung.
4. Menambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M ke dalam masing-masing tabung untuk menguji adanya ion Fe2+.
5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.

VI.          Hasil Pengamatan
1. Membedakan ion Fe2+ dan Fe3+
Larutan senyawa besi
Perubahan warna setelah penambahan KSCN
FeSO4
Merah kecoklatan
Fe2(SO4)3
Merah kehitaman

            2. Membandingkan daya pengoksidasi halogen (X2)
Halogen
Perubahan warna setelah penambahan
Larutan FeSO4
Larutan FeSO4 + KSCN
Cl2
Kuning muda
Merah kehitaman (kurang pekat)
Br2
Kuning
Merah kehitaman (pekat)
I2
Kuning tua
Merah kehitaman

            3. Mengkaji daya pereduksi ion halida X­
Halida
Perubahan warna setelah penambahan
Larutan Fe2(SO4)3
Larutan Fe2(SO4)3 + KSCN
Cl
Kuning
Merah kehitaman
Br-
Merah kekuningan (muda)
Merah kehitaman (pekat)
I-
Merah kekuningan (tua)
Merah


VII.         Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, pada praktikum pertama bahwa setelah kedua larutan ditambah KSCN, Fe2(SO4)3 berubah menjadi warna yang lebih pekat dari pada FeSO4. Hal ini menunjukkan bahwa larutan Fe2(SO4)3 sebagai pengoksidasi digunakan sebagai indikator daya pereduksi ion halida dan larutan FeSO4 sebagai pereduksi digunakan sebagai indikator daya pengoksidasi halogen.
Pada praktikum kedua, menunjukkan bahwa halogen merupakan oksidasi kuat. Perubahan warna setelah ditambah FeSO4 + KSCN yaitu Cl2 menjadi merah kehitaman (kurang pekat), Br2 menjadi merah kehitaman (pekat), I2 menjadi merah kehitaman. Pada Cl2 seharusnya perubahan warna lebih pekat dari Br2, mungkin hal ini dikarenakan kesalahan pengamat dalam mengamati kepekatan perubahan warna.  Semakin tua dan pekat warna perubahannya maka semakin besar daya pengoksidasinya. Sesuai dengan teori, sifat oksidator halogen dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya.
- F2 + 2KCl → 2KF + Cl2 atau ditulis F2 + 2Cl → 2F + Cl2
- Cl2 + 2I → 2Cl + I2
- Br2 + KF  (tidak terjadi reaksi) atau ditulis Br2 + F  (tidak terjadi reaksi)
Dari reaksi di atas juga berarti ion holida (X) bersifat reduktor (mudah mengalami oksidasi). Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.
Sesuai dengan praktikum ketiga, perubahan warna setelah ditambah Fe2(SO4)3 + KSCN yaitu KCl merah kehitaman, NaBr menjadi merah kehitaman (pekat), KI menjadi merah. Pada ion Cl- seharusnya perubahan warna lebih pekat dari ion Br- hal ini mungkin terjadi karena kesalahan pengamat dalam mengamati tabung reaksi, karena tabung reaksi yang digunakan NaBr terlihat agak buram dari sisi luarnya membuat kami mengira bahwa perubahan warnanya lebih pekat dari KCl. Semakin tua dan pekat warna perubahannya maka semakin besar daya pengoksidasinya.

Pertanyaan:
1.  Halogen manakah yang dapat mengoksidasi ion Fe2+?
2. Berdasarkan data potensial reduksi halogen, tentukan potensial reaksi antara halogen dengan ion besi(II).

Jawaban:
1. Halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Cl2 dan Br2. Namun, urutan pengoksidasi dari yang paling kuat yaitu Cl2, Br2, I2.
2. Potensial reaksi antara halogen dengan ion besi(II)
·         Untuk Cl2
Red     : Cl2 + 2e        à 2Cl-                                                E° = +1,36 v
Oks     : 2Fe2+                        à 2Fe3+ + 2e                        E° = -0,77 v
                          Cl2 + 2Fe2+ à 2Cl- + 2Fe3+                         E° = +0,59 v
·         Untuk Br2
Red     : Br2 + 2e        à 2Br-                                    E° = +1,06 v
Oks     : 2Fe2+                        à 2Fe3+ + 2e                        E° = -0,77 v
                  Br2 + 2Fe2+ à 2Br- + 2Fe3+                         E° = +0,29 v

·         Untuk I2
Red     : I2 + 2e                       à 2I-                           E° = +0,54 v
Oks     : 2Fe2+                        à 2Fe3+ + 2e                        E° = -0,77 v
                          I2 + 2Fe2+     à                                               E° = -0,23 v
            (Ket : tidak terjadi reaksi spontan karena Fe lebih positif daripada I dan harga E°sel negatif sehingga tidak berlangsung spontan)

Halogen yang diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Br2 karena daya pengoksidasinya paling kuat yaitu potensial elektroda bernilai positif yang paling kecil.


Pertanyaan:
1. Bagaimanakah urutan daya pereduksi ion halida?
2. Tentukanlah potensial reaksi antara ion halida dengan ion besi(III).

Jawaban:
1. Urutan daya pereduksi ion halida dari yang lemah ke yang kuat Br-, Cl-, I-
2. Potensial reaksi antara ion dengan ion besi(III)
·         Untuk KCl
Red     : 2Fe3+ + 2e   à 2Fe2+                     E° = +0,77 v
Oks     : 2Cl-               à Cl2 + 2e                 E° = -1,36 v
                          2Cl- + 2Fe3+             à                    E° = -0,59 v
   (Ket : tidak terjadi reaksi spontan karena Fe lebih reaktif(lebih negatif) daripada Cl dan harga E°sel negatif sehingga tidak berlangsung spontan)
·         Untuk NaBr
Red     : 2Fe3+ + 2e   à 2Fe2+                     E° = +0,77 v
Oks     : 2Br-               à Br2 + 2e                 E° = -1,06 v
       2Br- + 2Fe3+             à                    E° = -0,29 v
(Ket : tidak terjadi reaksi spontan karena Fe lebih reaktif(lebih negatif) daripada Br dan harga E°sel negatif sehingga tidak berlangsung spontan)
·         Untuk KI
Red     : 2Fe3+ + 2e   à 2Fe2+                     E° = +0,77 v
Oks     : 2I-                  à I2 + 2e                    E° = -0,54 v
                          2I- + 2Fe3+    à I2 + Fe2+                 E° =  +0,23 v

VIII.       Simpulan
Daya oksidasi halogen dari Cl2 ke Br2, ke I2 makin berkurang. Terlihat dari warna larutan yang semakin muda, sehingga mendekati warna larutan FeSO4. Daya reduksi ion halida dari Cl- ke  Br- ke I makin bertambah. Terlihat dari warna larutan yang terbentuk setelah penambahan larutan KSCN. Larutan KI yang ditetesi Larutan Fe2(SO4)3dan dicampur dengan larutan KSCN memiliki warna yang mendekati larutan FeSOyang ditetesi larutan KSCN. Hal ini menunjukan bahwa ion I- berhasil mereduksi ion Fe3+menjadi ion Fe2+.









IX.          Daftar Pustaka
Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://aqshabiogger2010.blogspot.com,(Online), (diakses 2 November 2013, pukul 20.00 WIB)

http://id.wikipedia.org/wiki/Halida,(Online), (diakses 2 November 2013, pukul 20.00 WIB)



















   
 Kebumen, 4 November 2013
                         Praktikan,



(Ardhiyan Kurnia Ramadhany/XII IPA 3/06)

0 comments:

Post a Comment