KTI Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa


Tugas Untuk Kenaikan Kelas
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa












Disusun Oleh :
1.                   Ambalinimas Mugareni          ( XI IPA 3 / 03 )
2.                   Ardhiyan Kurnia R                   ( XI IPA 3 / 06 )
3.                   Zunamilla Khairia                   ( XI IPA 3 / 31 )
                                                                                                                



SMA NEGERI 1 KEBUMEN
Jalan Mayjend Sutoyo 7 Kebumen
2012/2013


PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Kebumen dengan judul Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan karya ilmiah ini. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Kebumen, April 2013


Penulis


  
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………i
PRAKATA…………………………………………………………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………..iii
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..1
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………1
1.2  Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………1
1.3  Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………………2
1.4  Manfaat Penulisan……………………………………………………………………………………………2
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………………………………………………...3
2.1  Pengertian Disiplin…………………………………………………………………………………………..3
2.2  Macam-Macam Disiplin…………………………………………………………………………………..3
2.3  Penanaman Kedisiplinan………………………………………………………………………………….3
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………………………………………………..5
3.1 Proses Penelitian………………………………………………………………………………………………5
3.2 Metode Analisis Data……………………………………………………………………………………….5
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………………………………………………..6
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………..7
4.1 Hasil Angket……………………………………………………………………………………………………..7
4.2 Tingkat Keterlambatan Siswa SMAN 1 Kebumen………………………………………………8
4.3 Dampak Negatif Keterlambatan……………………………………………………………………….9
4.4 Sanksi/Hukuman………………………………………………………………………………………………9
4.5 Tingkat Kejeraan Siswa…………………………………………………………………………………10
4.6 Solusi Efektif Mengatasi Keterlambatan Siswa………………………………………………10
BAB V KESIMPULAN/SARAN…………………………………………………………………………………………… 13
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………… 13
5.2 Saran.……………………………………………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………… 14
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………….15


ABSTRAK
Keterlambatan sangat berbahaya apabila dibiarkan secara terus-menerus, terutama di SMA Negeri 1 Kebumen. Maka dari itu, kami membuat karya tulis ilmiah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa”.
Dalam karya tulis ilmiah ini, kami akan menekankan kedisiplinan khususnya pada keterlambatan siswa yang datang ke sekolah. Terlambat merupakan sebuah kata yang terbentuk dari kata dasar lambat yang diberi imbuhan ter-. Terlambat adalah melebihi atau lewat dari waktu yang sudah ditentukan. Terlambat juga bisa sama dengan telat, tertinggal, kesiangan, terlalai, kasep. Sedangkan yang dimaksud lambat ialah :
1. Perlahan-lahan (geraknya, jalannya, dsb)
2. Tidak cepat
3. Memerlukan waktu banyak
4. Tidak tepat pada waktunya
5. Ketinggalan
 Lambat juga sama dengan payah, lemah, pelan, terbelakang. Hal ini sungguh memprihatinkan, sejak diberlakukannya sistem buka tutup gerbang sekolah, siswa yang terlambat masuk sekolah menjadi terlihat dan banyak yang mengulang hal yang sama di kemudian hari. Sanksi berupa hukuman tidak masuk sewaktu pelajaran jam pertama ditambah hukuman untuk membersihkan ruangan seperti masih kurang dalam memberi efek jera. Masih banyak siswa yang datang terlambat ke sekolah. Padahal ada juga yang jarak rumahnya tidak begitu jauh tapi tetap saja masih terlambat datang ke sekolah. Jelas, ini mengidentifikasikan bahwa kedisiplinan anak-anak SMA Negeri 1 Kebumen masih di bawah rata-rata. Dan apabila dilihat dari pengamatan, siswa siswi yang terlambat merupakan siswa siswi yang sama. Mereka seolah-olah menjadikan keterlambatan sebagai hobi mereka. Padahal ada banyak dampak negatif dibalik keterlambatan mereka.
Dalam karya tulis ini, kami juga akan membahas apa dampak terlambat datang ke sekolah dan apa saja solusinya. Kedisiplinan siswa perlu ditingkatkan karena salah satu cermin kedisiplinan seorang siswa adalah dengan datang ke sekolah tepat waktu. Lalu, apakah sanksi yang berupa hukuman untuk meninggalkan jam pelajaran pertama ditambah bersih-bersih ruangan sudah cukup untuk memberi efek jera. Atau malah ada sebab-sebab dan faktor lainnya yang menjadikan siswa tidak bisa datang tepat waktu ke sekolah. Hal ini tentunya memunculkan beragam pertanyaan. Mengapa masih banyak siswa yang terlambat? Apakah dampaknya? Bagaimana solusinya? Semua hal tersebut terangkum dalam karya tulis ini.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Akhir-akhir ini, terlambat di kalangan pelajar seperti sudah menjadi hal yang biasa. Banyak alasan mengapa mereka bisa terlambat untuk datang ke sekolah. Tingkat keterlambatan siswa di SMAN 1 Kebumen sekarang ini lebih diketahui karena diberlakukannya sistem buka tutup pintu gerbang sekolah apabila jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Setelah itu pintu gerbang dibuka kembali 30 menit setelah pintu gerbang ditutup dan siswa yang terlambat biasa diberikan hukuman. Hal ini tentu memiliki dampak terhadap siswa yang terlambat, yaitu berupa efek jera agar tidak terlambat lagi. Akan tetapi, banyak diantara mereka yang masih terlambat dengan alasan yang sama.
Tentunya mereka (siswa yang datang terlambat) selalu mendapatkan sanksi dan hukuman. Pihak sekolah memang patut untuk menunjang kedisiplinan para murid. Ada berbagai pendapat yang berbeda-beda jika kita berbicara tentang hukuman. Sebagaimana orang menganggap bahwa memberikan hukuman kepada siswa seolah-olah telah merampas hak seorang siswa dan tidak menunjukkan jiwa pendidik. Sedangkan sebagian orang lagi menyetujui hukuman sebagai cara untuk menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan guru. Oleh karena itu, para pendidik harus mengerti mengapa perlu atau tidak seorang siswa dihukum, kapan, dan untuk tujuan apa.
Kami memilih masalah ini karena tidak jarang ada guru yang masih mengeluh bahwa siswanya tidak juga berhenti terlambat, padahal sudah seringkali diberikan hukuman. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih saja banyak siswa yang datang terlambat dan seolah-olah tidak jera dengan hukuman yang telah diberikan.
                                                                                
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1.    Bagaimana tingkat keterlambatan siswa di SMAN 1 Kebumen?
2.    Apakah dampak negatif bagi siswa yang terlambat?
3.    Apa sajakah sanksi yang didapat oleh siswa yang terlambat?
4.    Apakah sanksi tersebut membuat siswa jera?
5.    Bagaimana solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat?

1.3    Tujuan Penulisan
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui tingkat keterlambatan siswa di SMAN 1 Kebumen
2.    Untuk mengetahui dampak negatif bagi siswa yang terlambat
3.    Untuk mengetahui sanksi yang diterima oleh siswa yang sering terlambat
4.    Untuk mengetahui apakah sanksi yang telah ada sudah cukup membuat siswa jera
5.    Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat

1.4    Manfaat Penulisan
1.      Dengan diketahuinya sanksi yang tepat bagi siswa yang terlambat, dapat digunakan untuk meminimalkan jumlah siswa yang terlambat
2.      Dengan diketahuinya dampak negatif dan sanksi yang diterima siswa yang terlambat dapat digunakan untuk meningkatkan kedisplinan siswa
3.      Proses belajar mengajar tidak terhambat
4.      Untuk penulis dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang akan datang


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya, termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Pendisiplinan adalah usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.

2.2    Macam-Macam Disiplin
a.    Disiplin diri
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seorang pelajar yang mampu membagi waktu belajarnya, membagi waktu beribadah sehingga tak menimbulkan suatu pertabrakan kegiatan pada waktu yang sama.
b.    Disiplin sekolah
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

2.3  Penanaman Kedisiplinan
Seperti telah diketahui bersama bahwa pelaksanaan penidikan dan pengajaran tidak akan terlepas dari bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dari semula atau bagaimana cara agar bisa berjalan dengan lancar berdasarkan metode atau alat yang akan digunakan. Yang termasuk alat pendidikan di antaranya ialah berupa hukuman atau sanksi.
Hukuman merupakan alat pendidikan represif yaitu bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar dan tertib. Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi suatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan atau suatu perbuatan yang dianggap melanggar peraturan.
Beberapa definisi hukuman yang dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya :
1.    Hukuman adalah tindakan yang dijatukan kepada anak secara sadar dan sengaja sehinga menimbulkan nestapa,dan dengan nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya. (Amin Danien Indrakusuma, 1973:14)
2.    Menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa/pernderitaan dengan sengaja kepada anak yang menjadi asuhan kita dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul dirasainya untuk menuju ke arah perbaikan. (Suwarno, 1981:115)


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1    Proses Penelitian
Hari/tanggal        : Kamis, 14 April 2013
Lokasi                   : SMA Negeri 1 Kebumen
Sasaran                : Siswa SMA Negeri 1 Kebumen

3.2    Metode Pengumpulan Data
Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang terkumpul penulis dapatkan melalui metode angket dan studi pustaka. Data tersebut penulis susun dari berbagai sumber. Berikut penulis sajikan perincian metode dalam karya tulis ilmiah ini.
1. Metode Angket
Melalui metode ini, penulis memperoleh data-data dengan menyebarkan angket kepada beberapa siswa dan siswi kelas X, XI,dan kelas XII SMA N 1 Kebumen. Data-data yang terkumpul telah dipilih sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis tentukan sebelumnya.

2.    Metode Sampling
Melalui metode ini, penulis mengambil beberapa sample populasi dan tidak melibatkan semua populasi di SMA N 1 Kebumen. Sample yang diambil yaitu 8 siswa X1, 9 siswa X2, 5 siswa X6, 9 siswa XI IPA 1, 10 siswa XI IPA 2, 24 siswa XI IPA 3, 3 siswa XII IPA 2, dan 5 siswa XII IPA 3.

3.    Metode Studi Pustaka
Melalui metode ini, penulis memperoleh data-data dengan mengakses internet, buku, dan esai yang terkait. Data-data yang terkumpul telah dipilih sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis tentukan sebelumnya.


3.2 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah deskripsi kualitatif. Data-data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari angket dan kuisioner) dan foto. Data tersebut diolah menjadi kalimat yang padu dan disajikan dalam bentuk rangkaian paragraf dan disertai dengan gambar.
  

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1    Hasil Angket
Tingkat keterlambatanan
Tidak pernah      : 28
Pernah                : 37
Kadang-kadang/ : 8
  Sering
Sanksi yang didapat
-        Menyapu
-        Lari keliling lapangan
-        Lari keliling kompleks
-        Bersih-bersih laboratorium dan perpus
-        Membersihkan WC
Kejeraan siswa yang terlambat
Jera          : 27
Tidak jera : 18
Alasan
Jera :
-       Malu
-       Terlambat masuk jam pelajaran
-       Malas menyapu
Tidak jera :
-       Karena sudah kebiasaan untuk terlambat dan susah untuk dihilangkan
-       Sanksinya ringan

Solusi
-       Menasihati
-       Seperti sekarang saja, namun lebih dipertegas
-       Orang tua dipanggil
-       Dikenakan point pelanggaran
-       Jika sudah melebihi point pelanggaran siswa diskors/orang tua dipanggil

Grafik 1. Persentase siswa terlambat

 




4.2    Tingkat Keterlambatan Siswa SMAN 1 Kebumen
Seperti kebanyakan siswa, terlambat adalah hal yang biasa bagi pelajar di SMAN 1 Kebumen, baik kelas X, XI, maupun kelas XII. Berdasarkan hasil angket, ternyata presentase siswa yang pernah terlambat lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tidak pernah terlambat. Sebanyak 50,8 % siswa SMAN 1 Kebumen pernah terlambat. Jika ditanya satu persatu, kebanyakan alasan yang mereka berikan adalah karena bangun kesiangan dan faktor kendaraan umum.
38,3 % siswa SMAN 1 Kebumen tidak pernah terlambat, dan sisanya yaitu 10,9 % siswa sering terlambat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan betapa kurangnya kedisiplinan siswa di SMAN 1 Kebumen.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan dirasa sangat penting bagi siswa siswi SMAN 1 Kebumen, maka pihak sekolah perlu menertibkan siswa yang terlambat sekolah. Untuk itu kedisiplinan adalah hal yang penting dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk meraih sukses.
Perlu diketahui SMAN 1 Kebumen sudah mempunyai tata tertib yang akan mendisiplinkan siswa yang terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan mendidik, dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke sekolah.

4.3    Dampak Negatif Keterlambatan
Kebudayaan terlambat tentu saja tidak memiliki dampak positif, namun sebaliknya justru memiliki banyak dampak negatif. Kerugian bagi siswa yang terlambat di antaranya adalah :
1.    Tertinggal pelajaran
Sesuai dengan peraturan di SMAN 1 Kebumen, pintu gerbang ditutup pukul 07.00 dan bagi siswa yang terlambat maka tidak diperbolehkan mengikuti 1 jam pelajaran. Hal tersebut tentu saja merugikan bagi setiap siswa yang terlambat karena akan tertinggal pelajaran.
2.    Mendapat hukuman
Siswa yang terlambat tidak hanya diharuskan menunggu di luar selama 1 jam pelajaran, akan tetapi juga mendapat hukuman dari guru dengan jenis yang bermacam-macam.  
3.    Dampak psikis
Siswa yang sering terlambat tentu saja akan merasa malu kepada teman-teman dan guru

4.4    Sanksi/Hukuman
Terdapat berbagai macam sanksi/hukuman yang sudah diberlakukan kepada siswa yang terlambat di SMAN 1 Kebumen. Seperti yang telah disebutkan, siswa yang terlambat diharuskan menunggu dan tidak diperbolehkan mengikuti 1 jam pelajaran. Setelah itu, siswa akan dikenai hukuman lanjutan, seperti menyapu laboratorium, perpusatakaan, lingkungan sekolah, membersihkan WC, lari keliling lapangan, atau lari keliling kompleks SMAN 1 Kebumen.

4.5    Tingkat Kejeraan Siswa
Dengan adanya hukuman-hukuman yang diberikan, tentu saja pihak sekolah menginginkan tingkat kedisiplinan siswa akan semakin bertambah dan siswa menjadi jera untuk terlambat. Akan tetapi, berdasarkan hasil survey (angket), sebanyak 35,7 % siswa tetap tidak jera untuk terlambat.

4.6    Solusi Efektif Mengatasi Keterlambatan Siswa
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan. Pada dasarnya sekolah bukan merupakan pengadilan yang bertugas untuk memberi hukuman kepada siswa yang bersalah. Oleh karena itu, semua yang dilakukan di sekolah harus dapat dimaknai sebagai bagian dari proses pendidikan, termasuk di dalamnya ketika memberikan hukuman kepada siswa yang bersalah. Namun bukan berarti siswa yang melakukan kesalahan sebainya dibiarkan saja. Siswa yang bersalah memang harus diberi sanksi supaya menimbulkan efek jera, baik bagi yang bersangkutan sendiri maupun bagi siswa lain.
Oleh karena itu, memberikan hukuman kepada siswa sebenarnya bukan merupakan hal yang sederhana. Di satu sisi, hukuman harus ‘membebani’ siswa untuk memberikan efek jera itu sendiri, dan di sisi lain harus menjadi bagian dari proses pendidikan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut :
1.        Peraturan / tata tertib yang jelas
Peraturan atau tata tertib sekolah yang baik tidak hanya memuat hal-hal yang harus dilakukan siswa, tetapi juga tahapan-tahapan konsekuensi yang akan diterima siswa jika melanggarnya. Peraturan/tata tertib sekolah yang jelas akan sangat menolong dalam menghadapi para siswa yang mempunyai kebiasaan melakukan pelanggaran.
2.        Kekompakan guru
Jika guru tidak kompak, maka guru-guru yang lemah dalam memberlakukan peraturan dapat menjadi idola bagi siswa yang sering melanggar peraturan dan diremehkan siswa-siswa yang hidup disiplinnya tinggi. Guru yang melaksanakan peraturan dengan tegas cenderung tidak disukai siswa yang suka melanggar peraturan. Jika guru tidak kompak, siswa akan kurang menghormati peraturan sekolah dan akan semakin banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.
3.        Teladan guru
Seorang guru yang menghukum siswa karena sering datang terlambat ke sekolah, tetapi ia sendiri sering datang terlambat, akan menjadi cemoohan para siswa. Seorang guru harus menjadikan dirinya teladan yang baik bagi siswanya. Dengan demikian siswa akan mempunyai respon yang baik terhadap peraturan yang berlaku.
4.        Inventarisasi keterlambatan siswa
Bila siswa datang terlambat langsung dicatat, sehingga akan didapatkan catatan yang otentik. Berikutnya dari catatan itu kemudian dibuat grafik atau statistik yang dipetakan, sehingga mau tidak mau siswa yang terlambat itu akan terketuk kesadaran hatinya bila dicantumkan dalam grafik atau statistik yang kemudian dibandingkan dengan kelas-kelas lain dan dipampang di tempat-tempat tertentu.
5.        Didahului dengan teguran dan nasihat
Sebelum hukuman diberiakan kepada siswa, sebaiknya guru mendahului dengan teguran, nasihat, atau peringatan. Jika di sekolah ada guru Bimbingan Konseling, siswa dapat diserahkan kepadanya untuk diberikan konseling dan nasihat. Tetapi apabila teguran dan nasihat sudah tidak diperhatikan lagi, maka konsekuensi/hukuman yang sudah ditetapkan oleh peraturan sekolah harus dilaksanakan.
6.        Sanksi yang nyata
Bila kondisi siswa sudah tidak bisa diajak toleransi lagi, akhirnya sanksi pun dilakukan oleh sekolah. Sanksi ini diberlakukan sangat berhati-hati dan bertahap, di sisi lain sanksi ini pun berperan sebagai alat mendidik dan menimbulkan efek jera. Kalau semua sudah tidak mempan barangkali dengan sanksi siswa tersebut akan lebih baik lagi.
7.        Point Pelanggaran
Siswa yang terlambat diberi point pelanggaran yang nyata, dan apabila sudah melebihi dari batas point pelanggaran yang sudah ditentukan, orang tua dari siswa tersebut dipanggil.
8.        Hukuman yang diberikan harus segera, konsisten, dan mempunyai tujuan
Sebuah hukuman akan efektif bila mencapai tujuan mengubah perilaku siswa. Jika perilaku siswa yang buruk berulang, berarti tujuan tidak tercapai dan hukuman yang diberikan tidak efektif. Tujuan hukuman bukanlah untuk menyakiti siswa, membalas perbuatan siswa atau melampiaskan kemarahan guru. Maka seharusnya hukuman bukanlah hal yang menakutkan bagi siswa karena tujuannya ingin menolong siswa memperbaiki tingkah lakunya. Hukuman yang diberikan kepada siswa harus pula konsisten untuk suatu perilaku tertentu.
9.        Peran guru dalam meningkatkan disiplin diri siswa
Sehubungan dengan permasalahan keterlambatan siswa, seorang guru hendaknya mampu menimbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan pola perilaku untuk dirinya. Setiap siswa berasal dari berbagai latar belakang, karakteristik yang berbeda, dan kemampuan yang berbeda pula. Dalam hal ini guru harus dapat melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
  

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebanyak 50,8 % siswa SMAN 1 Kebumen pernah terlambat, 10,9% siswa sering terlambat dan 38,3% siswa SMAN 1 Kebumen tidak pernah terlambat.
2. Dampak negatif dari terlambat datang ke sekolah diantaranya adalah tertinggal pelajaran, mendapatkan hukuman, dan dampak psikis berupa rasa malu karena terlambat.
3. Sanksi berupa meninggalkan pelajaran jam pertama dan bersih-bersih ruangan belum efektif untuk memberi efek jera pada siswa yang terlambat.
4. Solusi yang efektif agar siswa tidak terlambat datang ke sekolah adalah dengan peraturan sekolah yang jelas, teguran dan nasihat, sanksi yang nyata yaitu sanksi yang konsisten dan memiliki tujuan, diberikannya point pelanggaran dan guru sebagai teladan memberikan contoh kepada siswa agar siswa jera datang terlambat.

5.2 Saran
            Berdasarkan pembahasan karya tulis ini maka dapat diajukan saran beberapa saran sebagai berikut :
1. Keterlambatan siswa dikarenakan kurangnya penanaman kedisiplinan pada siswa, maka dari itu kita harus saling mengingatkan bahwa terlambat merupakan hal yang tidak baik.
2. Guru sebagai teladan memberikan contoh yang baik bagi para siswa dengan tidak terlambat datang ke sekolah.
3. Menanamkan rasa malu dan penyesalan pada diri sendiri apabila terlambat, karena rasa malu dan penyesalan itu memicu agar kita tidak terlambat lagi datang ke sekolah.
4. Diberikannya sanksi nyata berupa hukuman yang memberikan efek lebih jera pada siswa yang terlambat.






DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Disiplin Diri, (Online), (http://lingkungan.itats.ac.id/membangun-dan-melatih-disiplin-diriitu-perlu-dan-penting/, Diakses tanggal 03 April 2013, 17.30 WIB).

Anonim. 2013. Disiplin, (Online), (http://carapedia.com/pengertian_definisi_disiplin_info2133.html/,  Diakses tanggal 03 April 2013, 17.40 WIB).




LAMPIRAN

Lampiran 1 (Biodata Penulis)

1.                              Nama lengkap             : Ambalinimas Mugareni
Nama panggilan          : Imas
TTL                               : Kebumen, 27 Agustus 1995
Hobi                             : Browsing
Alamat                         : Jalan Raya no 40 Kutosari RT 06/03 Kebumen

2.                              Nama lengkap             : Ardhiyan Kurnia Ramadhany
Nama panggilan          : Dhany
TTL                               : Kebumen, 30 Januari 1996
Hobi                             : Main musik
            Alamat                         : Jalan Veteran/ Gg. Magersari no 7A Kebumen 54316

3.                              Nama lengkap             : Zunamilla Khairia
Nama panggilan          : Mella
TTL                               : Kebumen, 28 Desember 1995
Hobi                             : Online, membaca
            Alamat                         : Gg. Tumbakkeris RT 02/03 Petanahan Kebumen 54382




Lampiran 2 (Angket / Kuisioner)

Nama   :
Kelas   :

1.    Apakah Anda pernah terlambat?
□ Tidak pernah □ Pernah □ Kadang-kadang  □Sering

2.    Apa hukuman yang pernah Anda terima?

3.    Apakah hukuman tersebut membuat Anda jera? Apa alasannya?


4.    Menurut Anda, tindakan/hukuman apa yang harus diberikan agar siswa yang terlambat menjadi jera?
 
 














                                                                                                                         
Lampiran 3 (Foto Siswa yang Datang Terlambat


0 comments:

Post a Comment