Hukum Ohm


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

HUKUM OHM



Oleh  :

Nama          : ARDHIYAN KURNIA RAMADHANY

Kelas/No     : X1 / 06

NIS. 14985

SMA NEGERI 1 KEBUMEN
SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
  


















I.                   Judul dan Tanggal Percobaan
Judul         : Praktikum Hukum Ohm
Tanggal     : 11 April 2012

II.                Tujuan Percobaan
1.      Siswa dapat mengukur kuat arus listrik dengan menggunakan amperemeter dan mengukur tegangan listrik dengan menggunakan voltmeter
2.      Siswa dapat menentukan hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik pada suatu komponen listrik
3.      Siswa dapat menentukan nilai hambatan suatu resistor dengan menggunakan hukum Ohm

III.             Alat dan Bahan
1.      Amperemeter                    (1 buah)
2.      Voltmeter                          (1 buah)
3.      Reostat                              (1 buah)
4.      Catu daya                          (1 buah)
5.      Lampu                               (1 buah)
6.      Shunt Ampere                   (1 buah)
7.      Shunt Volt                                    (1 buah)
8.      Kabel                                 (secukupnya)
9.      Hand Lamp                       (1 buah)


IV.              Landasan Teori
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.  Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a0/Ohms_law_voltage_source.svg/150px-Ohms_law_voltage_source.svg.pngSecara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

Description: 
V = I R\

Dimana :
§  Description: I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
§  Description: V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
§  Description: R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827



V.                Prosedur Kerja
1.      Set peralatan seperti skema alat di bawah ini


Pada gambar di samping:
A : amperemeter
V : voltmeter
R : reostat
L : lampu
ɛ : catu daya (sumber tegangan variabel)


2.      Pilihlah tegangan sumber (power supply) dengan 9 V
3.      Pasanglah shunt ampere pada amperemeter sehingga bisa membaca arus yang lewat dengan skala yang sesuai
4.      Usahakan agar lampu pada rangkaian menyala dulu dan jarum amperemeter bergerak searah jarum jam







5.      Setelah lampu menyala dan jarum amperemeter bergerak paralelkan voltmeter yang telah dipasang shunt volt dengan lampu, sehingga terbentuk rangkaian seperti di bawah ini








6.      Usahakan jarum voltmeter bergerak searah jarum jam
7.      Ubahlah atau geser reostat sebanyak 6 kali sehingga diperoleh 6 data dari amperemeter dan voltmeter. Setiap menggeser reostat nilai amperemeter dan voltmeter pasti berubah, catatlah data tersebut ke dalam tabel
8.      Masukan data yang diperoleh ke dalam tabulasi berikut:
Pergeseran Reostat
Kuat arus (ampere)
Tegangan (V)
1


2


3


4


5


6



9.      Buatlah grafik V-I yang diperoleh untuk masing-masing pergeseran reostat








VI.              Analisis Data dan Pembahasan

Data Hasil Percobaan
Pergeseran Reostat
Kuat arus (ampere)
Tegangan (V)
1
0,18
0,5
2
0,2
0,5
3
0,21
1,1
4
0,22
1,4
5
0,24
1,6
6
0,26
2,25

Mencari Hambatan (R)                                               Grafik V-I
1. R = V/I = 0,5/0,18 = 2,78 Ω
2. R = V/I = 0,5/0,20 = 2,5 Ω
3. R = V/I = 1,1/0,21 = 5,2 Ω
4. R = V/I = 1,4/0,22 = 6,3 Ω
5. R = V/I = 1,6/0,24 = 6,6 Ω
6. R = V/I = 2,25/0,26 = 8,65 Ω





Soal Evaluasi
  1. Hasil percobaan dengan menggunakan sebuah resistor diperoleh grafik V-I sebagai sebagai berikut:
Dari grafik di samping, tentukan:
a.       Kemiringan grafik
b.      Hambatan resistor yang digunakan dalam percobaan



  1. Perhatikan rangkaian listrik berikut ini.
Hitunglah :
a.                Kuat arus yang mengalir pada hambatan 40 Ω
b.               Beda potensial pada hambatan 5 Ω




  1. Dua buah batere dan dua resistor dirangkai seperti gambar berikut:
  Tentukan:
a.       Hambatan total
b.      Tegangan total
c.       Kuat arus pada rangkaian
d.      Kuat arus pada hambatan 4 Ω
e.       Beda potensial di ujung-ujung hambatan 7 Ω

  1. Perhatikan rangkaian majemuk berikut:
Tentukan:
a.       Kuat arus i2
b.      Tegangan pada hambatan 4 Ω





Jawaban Soal Evaluasi
  1. a. Garis pada grafik lurus, maka V : I = 8 : 2 = 4 : 1
Kemiringan grafik = 90 derajat x 4/5 = 72 derajat

b. R = V/I = 8/2 = 4 Ω
R = V/I = 16/4 = 4 Ω
R = V/I = 32/8 = 4 Ω
Hambatan resistor yang digunakan 4 Ω

2.   Hambatan pengganti paralel :
      1/Rp = 1/40 + 1/60 + 1/120
1/Rp = 3/120 + 2/120 + 1/120
      1/Rp = 6/120
      Rp = 120/6
Rp = 20 Ω

      Hambatan total :
R total = 20 Ω + 5 Ω  = 25 Ω

      Kuat arus dalam rangkaian :
I = V/R total
I = 50/25
I = 2 A

a. Kuat arus yang mengalir pada hambatan 40 Ω :
            I = V/R
              = 50/40
              = 1,25 A

b. Beda potensial pada hambatan 5 Ω :
V = I.R
V = 2 . 5
V = 10 V

       3.  – Pilihlah arah arus selogis mungkin. Bila ada dua batere dalam satu rangkaian, maka arah arus mengikuti arah arus yang ditimbulkan oleh batere dengan ggl lebih tinggi.
            - Pada dasarnya arah loop adalah bebas, tetapi usahakan arah loop searah arah arus.
            - Bila arah arus searah arah loop, maka nilai arus positif. Begitu pula sebaliknya.
            - Bila pada saat mengikuti arah loop kutub positif batere dijumpai lebih dulu, maka nilai       ggl ɛ  adalah positif.

            a. Hambatan total :
                        R total = 4 Ω + 7 Ω + 0,5 Ω +  0,5 Ω
                                    = 12 Ω

            b. Tegangan total :
                        V total = 4 – 10
                                    = -6 V
                        (tanda negatif artinya berlawanan arah dengan pemisalan kita)
           
            c. Kuat arus pada rangkaian :
                        V = Ʃ ɛ + ƩIR
                            = 4 – 10 + I (ƩR)
                            = -6 + I (0,5 + 0,5 + 7 + 4)
                            = -6 + 12 I
                     12 I = -6
                          I = 0,5 A

            d. Kuat arus pada hambatan 4 Ω
                        I = 0,5 A (kuat arus rangkaian seri sama)

            e. Beda potensial di ujung-ujung hambatan 7 Ω
                        V = I.R
                        V = 7 . 0,5
                        V = 3,5 V

       4. a. Kuat arus I2
            Ʃ ɛ + ƩIR = 0
            -5 + I (4+2) = 0
                           6 I = 5
                              I = 0,83 A

                    Ʃ ɛ + ƩIR = 0
                 -4 + I (2+2) = 0
                               4 I = 4
                                  I = 1 A
                
                 I2 = 0,83 A + 1 A
                     = 1,83 A

            b. Tegangan pada hambatan 4 Ω
                 V = I.R
                 V = 1,83 . 4
                 V = 7,32 V (Tegangan pada rangkaian paralel sama)


VII.   Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya hambatan listrik pada suatu rangkaian listrik berbanding terbalik dengan tegangan/beda potensial dan kuat arus listriknya.


VIII.                    Daftar Pustaka

Ramadhany, Ardhiyan Kurnia. 2012. Lembar Kerja Siswa. Kebumen : SMAN 1 Kebumen.

Wikipedia. Hukum Ohm. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm, diakses pada hari Minggu, 15 April 2012, pukul 19.00 WIB)




 Kebumen, 7 Mei 2012
 Praktikan,




                     (Ardhiyan Kurnia Ramadhany/X1/06)

0 comments:

Post a Comment